Keperawatan kesehatan komunitas dapat dibedakan dari bidang keperawatan lainnya berdasarkan delapan prinsip berikut:
1. Klien keperawatan kesehatan komunitas adalah populasi
Walaupun perawat komunitas memberikan asuhan pada individu, keluarga, dan kelompok tetapi tanggung jawab tetap lebih dominan pada populasi keseluruhan.
2. Klien dianggap sebagai mitra yang sejajar
Mitra yang sejajar, artinya perawat komunitas harus bekerjasama dengan klien dalam mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif. Perawat komunitas harus memahami bagaimana perspektif, prioritas, dan nilai-nilai yang ada dalam populasi tersebut dalam menginterpretasikan data dan kebijakan, memutuskan program, serta memilih strategi yang sesuai untuk dilaksanakan. Selain itu, klien berperan secara aktif. Pada awalnya memang perawat komunitas berperan dominan. Akan tetapi seiring waktu berjalan diharapkan klien semakin mandiri dan perannya semakin meningkat.
3. Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi keseluruhan
Mungkinkah ada individu yang kebutuhannya ternyata tidak sesuai dengan prioritas kesehatan yang menguntungkan bagi populasi keseluruhan? Inilah tugas perawat komunitas untuk mengidentifikasinya.
4. Berfokus pada pencegahan primer
Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan, dimana outcomenya adalah tercipta masyarakat yang mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan yang sehat (fisik, mental, sosial, ekonomi)
Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi pendidikan, pengembangan masyarakat, perencanaan sosial, kebijakan pengembangan, serta enforcement. Dalam melaksanakan intervensinya, perawat komunitas mungkin berbenturan dengan hukum, peraturan, kebijakan, dan prioritas dana. Untuk itu kemampuan advokasi merupakan bagian yang sangat penting dalam keperawatan kesehatan komunitas.
6. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan intervensi atau pelayanan spesifik
Ada beberapa faktor resiko yang tidak terdistribusi secara acak, jadi subpopulasi yang memiliki faktor resiko tersebut lebih dapat dipantau perkembangan penyakitnya. Atau ada bagian dari populasi yang sulit menjangkau pelayanan kesehatan. Oleh karena itu keperawatan kesehatan komunitas harus bersifat case finding, jadi tidak terbatas pada masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan saja.
7. Penggunaan sumber-sumber dengan optimal
Perawat kesehatan komunitas harus bergerak berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti ilmiah didapatkan dari literatur maupun studi lapangan, sehingga setiap aksi spesifik maupun program memiliki landasan ilmiahnya yang kuat.
8. Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi
Komunitas yang sehat merupakan proses yang sangat kompleks dan memerlukan sumber daya yang intensif. Perawat kesehatan komunitas diharapkan bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu dalam upaya peningkatan kesehatan populasi.
Sumber : Makhfudli & Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar